TRANSFER PRICING
Transfer pricing adalah transfer barang atau jasa diantara pusat-pusat tanggungjawab dengan harga yang disepakati yang disebut transfer price. Transfer pricing akan mempengaruhi pengukuran profit antara divisi penjual dan divisi pembeli dimana jika menggunakan transfer price yang tinggi, divisi penjual akan memperoleh high profit dan divisi pembeli akan memperoleh low profit, demikian juga sebaliknya. Transfer pricing tidak akan berpengaruh kepada profit perusahaan secara keseluruhan tetapi hanya pada tetapi hanya kepada profit tiap divisi otonom. Karena berpengaruh kepada profit, transfer pricing jga berpengaruh kepada insentif manajer divisi otonom.
Goal Congruence
Transfer pricing akan dilaksanakan untuk mencapai profit maksimal bagi organisasi secara keseluruhan dengan memperhatikan pencapaian profit ditiap divisi. Profit pada tiap divisi diatur dengan pemilihan transfer price yang tepat yaitu dengan membandingkannya dengan harga jika membeli dari supplier di
luar organisasi.
Aturan Umum Transfer Pricing
Aturan umum transfer pricing dapat dituliskan sebagai berikut:
Transfer price = Additional outlay cost per unit incurred because goods are transferred
+
Dari persamaan diatas diketahui bahwa transfer price terdiri dari dua komponen yaitu:
- Outlay cost yang dikeluarkan divisi yang melakukan produksi barang yang akan ditransfer. Outlay cost adalah biaya langsung variabel misalnya biaya produksi variable dan biaya transportasi variable.
-
- Tidak ada Excess Capacity yang berarti bahwa barang atau jasa yang diproduksi dapat seluruhnya diserap oleh outside customer. Pada keadaan ini
- Terdapat Excess Capacity yang berarti bahwa terdapat barang/jasa yang diproduksi tidak dapat diserap oleh outside customer. Pada keadaan ini tidak ada opprotunity cost, sehingga transfer price hanya sebesar outlay cost.
Dalam rangka pencapaian goal congruence, kepetusan untuk melakukan transfer pricing tergantung dari jumlah contribution margin tiap unit barang/jasa untuk profit organisasi secara keseluruhan.
Kesulitan dalam Penerapan Aturan Umum
Kesulitan utama penerapan aturan umum untuk penentuan transfer pricing terletak pada penentuan opportunity cost. Kesulitan ini muncul karena:
- Persaingan pasar yang tidak sempurna. Ini berarti bahwa harga pasar dipengaruhi oleh jumlah produk dari suatu perusahaan/group perusahaan yang tersedia di dalam pasar. Hal ini menyebabkan transfer antara divisi akan mempengaruhi harga pasar, sehingga opportunity cost akan sulit untuk dihitung.
- Adanya keunikan dari barang/jasa yang ditransfer yang menyebabkan kesulitan untuk mengukur harga pasar yang berakibat pada kesulitan untuk menghitung opportunity cost.
Transfers Based on the External Market Price
Pendekatan lain transfer priceing adalah menggunakan harga pasar eksternal sebagai transfer price. Dengan transfer price berdasarkan pada harga pasar eksternal, tiap divisi akan konsisten sebagai profit dan investement center dan akan lebih mendorong manajer untuk lebih fokus kepada profitabilitas devisi karena pendekan ini akan menunjukkan kontribusi untuk tiap devisi bagi perusahaan secara keseluruhan.
Distress Market Price
Pada keadaan ekstreme misalnya karena excess kapasitas yang signifikan atau harga pasar yang sangat rendah, divisi produksi akan lebih memilih untuk melakukan produksi barang/jasa untuk divisi lainnya yang lebih profitabel. Dalam keadaan ini sebaiknya transfer price yang digunakan tidak berdasarkan harga pasar saat itu tetapi berdasarkan harga pasar eksternal pada keadaan normal agar dapat memperbaiki profitabiliatas divisi dan perusahaan secara keseluruhan